Bagaimana Skeptisisme Radikal Memengaruhi Ilmu Pengetahuan? Menguak Dampak Keraguan Ekstrem pada Sains
![]() |
Bagaimana Skeptisisme Radikal Memengaruhi Ilmu Pengetahuan |
Bagaimana Skeptisisme Radikal Memengaruhi Ilmu Pengetahuan? Menguak Dampak Keraguan Ekstrem pada Sains.Ilmu pengetahuan sering digambarkan sebagai suatu hasanah kebenaran obyektif. Namun, radikal skepticism, yaitu aliran filsafat yang terdiri dari keraguan terhadap kemungkinan pengetahuan pengetahuan absolut, menantang hal ini. Makalah ini memperkenalkan:
- Pengertian dari radikal skepticism,
- Contoh pengaruh sejarah terhadap keilmuan metodologi,
- Dampak positif dan negatif dari radikal skepticism pada metode ilmu pengetahuan,
- Daerah kontroversi keberadaan radikal skepticism di dunia modern.
Apa Itu Radikal Skepticismî
Radikal skepticism adalah pandangan filsafat yang meragukan kemampuan manusia untuk mencapai kepastian pengetahuan. Terhadap skeptisidas ilmiah (sehat dan berbasis bukti), radikal skepticism dikenal sebagai “keraguan total”: ”.
Ciri khas:
- Keberatan pengetahuan absolusiana,
- Pertanyaan dasar, seperti “Bagaimana kita tahu bahwa indera memang sheer noiela kita?”
- Argumen klasik Borden kepala atau matrix simulasi.
Contoh Tokoh:
- René Descartes: Melalui hyperbolic doubt, ia meragukan segala hal kecuali fakta bahwa "Aku berpikir, maka aku ada" (Cogito ergo sum).
- David Hume: Meragukan hubungan sebab-akibat sebagai dasar pengetahuan empiris
Skeptisisme Radikal vs. Skeptisisme Ilmiah
Perbedaan Mendasar
Tujuan:
- Skeptisisme radikal → Meruntuhkan fondasi pengetahuan.
- Skeptisisme ilmiah → Menyaring klaim palsu dengan metode empiris.
Praktik:
- Ilmuwan menggunakan skeptisisme sehat untuk menguji hipotesis, sementara skeptisisme radikal menganggap semua bukti bisa dipertanyakan.
Contoh Kasus:
- Seorang ilmuwan meragukan klaim "obat X menyembuhkan kanker" sampai uji klinis selesai (skeptisisme sehat).
- Seorang filsuf radikal bertanya: "Bagaimana kita tahu bahwa uji klinis itu sendiri valid?" (skeptisisme radikal).
Pengaruh Historis Skeptisisme Radikal pada Sains
Revolusi Ilmiah Abad ke-17
- Descartes dan Metode Keraguan:
Descartes menggunakan skeptisisme radikal sebagai alat untuk menemukan kebenaran tak terbantahkan. Hasilnya? Lahirnya metode ilmiah berbasis observasi dan logika.
- Galileo vs. Gereja:
Skeptisisme radikal Galileo terhadap doktrin geosentris Gereja memicu konflik, tetapi akhirnya memperkuat metode eksperimen dalam sains.
Abad Pencerahan dan Empirisme
- David Hume berargumen bahwa hubungan sebab-akibat hanyalah kebiasaan psikologis, bukan kebenaran absolut. Kritik ini mendorong ilmuwan untuk lebih rigor dalam merancang eksperimen.
Dampak Positif Skeptisisme Radikal pada Ilmu Pengetahuan
Mendorong Metode Ilmiah yang Lebih Ketat:
- Skeptisisme radikal memaksa ilmuwan untuk merancang eksperimen yang bisa mengatasi keraguan (misalnya: uji double-blind).
Mempertanyakan Asumsi yang Dianggap "Pasti":
- Contoh: Einstein mempertanyakan asumsi Newton tentang waktu absolut, yang melahirkan teori relativitas.
Mencegah Dogmatisme dalam Sains:
- Skeptisisme radikal mengingatkan bahwa pengetahuan ilmiah bersifat tentatif dan bisa direvisi.
Dampak Negatif dan Kontroversi
1.Krisis Replikasi dalam Psikologi:
- Skeptisisme radikal terhadap studi yang tidak bisa direplikasi, seperti eksperimen psikologi sosial, membangkitkan krisis kepercayaan pada 2010-an.
2. Gerakan Anti-Vaksin dan Penyangkalan Perubahan Iklim:
- ·Kelompok tertentu mulai memanfaatkan argumen skeptisisme radikal untuk menolak konsensus ilmiah. Secara khusus, penyangkalan perubahan iklim dan gerakan anti-vaksin.
3. Debat Filsafat Sains:
- ·Paul Feyerabend, dengan karyanya Againts Methodr , berargumen bahwa tidak ada aturan tetap dalam sains, pandangan ini dianggap merusak objektivitas ilmiah.
Skeptisisme Radikal di Era Digital
1. Post-Truth dan Misinformasi:
- ·Media sosial telah memungkinkan skeptisisme radikal tanpa filter, seperti teori konspirasi flat earth.
2. Kecerdasan Buatan (AI) dan Epistemologi:
- di era kecerdasan buatan AI, apakah seharusnya kita skeptis terhadap hasilnya ketika ia tidak memberitahu kita bagaimana pengambilan keputusannya?
3. Contoh Kasus: Pandemi COVID-19:
- · misinformasi skeptisisme radikal tentang vaksin memperlambat respons kesehatan publik dan global.
FAQ Tentang Skeptisisme Radikal dan Sains
Q:Apakah skeptisisme radikal sama dengan relativisme?
A: Tidak. Relativisme meragukan kebenaran secara mutlak dalam suatu pandangan, sedangkan skeptisisme meragukan semua klaim kebenaran.
Q:Bagaimana criticsisme sehat berbeda dengan skeptisisme radikal?
A: Skeptisisme sehat bertanya apa buktinya; skeptisisme radikal bertanya apakah bukti itu valid.
Kesimpulan
Skeptisisme radikal dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, itu mempercepat sains untuk mengasah ulang dirinya sendiri dengan keraguan pada asumsi fundamentalnya. Di sisi lain, keraguan ekstrem dapat merusak fakta dan ilmiah. Yang utama adalah menemukan keseimbangan yang tepat: menghargai skeptisisme sebagai alat kritis, tetapi tidak tersesat dalam keraguan universal.