90 Aliran Filsafat yang Perlu Kamu Tahu: Dari zaman Kuno hingga Kontemporer
![]() |
90 Aliran Filsafat |
90 Aliran Filsafat yang Perlu Kamu Tahu: Dari zaman Kuno hingga Kontemporer.Filsafat telah menjadi fondasi pemikiran manusia selama ribuan tahun, membentuk cara kita memahami dunia, diri sendiri, dan masyarakat. Dari pemikiran kuno Yunani hingga teori-teori kontemporer, aliran filsafat terus berkembang dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Artikel ini akan mengeksplorasi 90 aliran filsafat penting yang telah membentuk peradaban manusia, dikelompokkan berdasarkan era dan fokus pemikirannya.
historyFilsafat Kuno (Abad 6 SM - 5 M)
Filsafat Yunani Kuno
1. Milesianisme
Aliran filsafat pertama di Barat yang dikembangkan oleh Thales, Anaximander, dan Anaximenes di Miletus. Mereka mencari unsur dasar (arche) yang membentuk semua materi, dengan Thales menyatakan bahwa air adalah unsur fundamental semesta.
2. Pythagoreanism
Didirikan oleh Pythagoras, aliran ini menekankan bahwa "segala sesuatu adalah angka" dan bahwa matematika adalah kunci untuk memahami alam semesta. Mereka juga percaya pada reinkarnasi jiwa dan hidup asketis.
3. Heracliteanism
Dikembangkan oleh Heraclitus, yang terkenal dengan ungkapan "panta rhei" (semuanya mengalir). Ia percaya bahwa perubahan adalah satu-satunya konstanta dalam kehidupan dan api adalah unsur dasar semesta.
4. Eleatisme
Dipelopori oleh Parmenides dan Zeno, aliran ini berpendapat bahwa realitas adalah satu kesatuan yang tidak berubah dan tidak bergerak. Perubahan hanyalah ilusi indera.
5. Atomisme
Dikembangkan oleh Democritus dan Leucippus, atomisme mengajarkan bahwa alam semesta terdiri dari partikel-partikel tak terbagi (atom) yang bergerak dalam ruang kosong, membentuk segala sesuatu melalui kombinasi yang berbeda.
6. Sofisme
Diwakili oleh Protagoras dan Gorgias, sofisme menekankan relativisme dan skeptisisme. Protagoras terkenal dengan ungkapan "manusia adalah ukuran segala sesuatu," menyiratkan bahwa kebenaran bersifat subjektif.
7. Socratisme
Dikembangkan oleh Socrates, yang tidak meninggalkan tulisan tetapi dikenal melalui dialog-dialog Plato. Ia menekankan pentingnya pertanyaan dan dialog untuk mencapai pengetahuan, dengan metode yang dikenal sebagai "metode Socrates."
8. Platonisme
Didirikan oleh Plato, murid Socrates, yang mengajarkan teori bentuk atau ide. Ia percaya bahwa dunia fisik hanyalah bayangan dari dunia ide yang sempurna dan abadi.
9. Aristotelianisme
Dikembangkan oleh Aristoteles, murid Plato, yang menekankan empirisme dan logika. Ia mengembangkan sistem klasifikasi pengetahuan dan percaya bahwa bentuk dan materi tidak dapat dipisahkan.
10. Cynisme
Didirikan oleh Antisthenes dan dipopulerkan oleh Diogenes dari Sinope, cynisme menolak konvensi sosial dan kemewahan, mempromosikan kehidupan sederhana sesuai dengan alam.
11. Cyrenaicism
Didirikan oleh Aristippus dari Cyrene, aliran ini mengajarkan bahwa kesenangan fisik adalah tujuan utama kehidupan dan bahwa kebahagiaan terletak pada menikmati momen sekarang.
12. Skeptisisme Pyrrhonian
Dikembangkan oleh Pyrrho, skeptisisme ini mengajarkan bahwa kita harus menangguhkan penilaian tentang segala hal karena tidak ada yang dapat diketahui dengan pasti.
13. Epicureanisme
Didirikan oleh Epicurus, aliran ini mengajarkan bahwa kebahagiaan (ataraxia) dicapai melalui kesenangan moderat dan kebebasan dari rasa sakit, ketakutan, dan kecemasan.
14. Stoicisme
Didirikan oleh Zeno dari Citium, stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan dicapai melalui penerimaan takdir dan hidup selaras dengan alam dan akal budi.
Filsafat Timur Kuno
15. Konfusianisme
Didirikan oleh Konfusius di Tiongkok, menekankan etika, hubungan sosial yang harmonis, dan pemerintahan yang baik berdasarkan kebajikan.
16. Taoisme
Dikaitkan dengan Lao Tzu, taoisme menekankan hidup selaras dengan Tao (jalan), kesederhanaan, dan non-intervensi (wu wei).
17. Legalisme
Dikembangkan oleh Han Fei dan Shang Yang di Tiongkok, legalisme menekankan hukum yang ketat, otoritas negara, dan hukuman sebagai alat kontrol sosial.
18. Mohisme
Didirikan oleh Mozi di Tiongkok, mengajarkan cinta universal, utilitarianisme, dan penolakan terhadap perang agresif.
19. Samkhya
Salah satu sistem filsafat tertua India, dikaitkan dengan Kapila, yang mengajarkan dualisme antara purusha (kesadaran) dan prakriti (materi).
20. Yoga
Sistem filosofis India yang dikodifikasi oleh Patanjali, berfokus pada disiplin fisik dan mental untuk mencapai pembebasan spiritual.
21. Nyaya
Sistem logika India yang dikembangkan oleh Gautama, menekankan epistemologi dan metode untuk mencapai pengetahuan yang valid.
22. Vaisheshika
Sistem atomistik India yang didirikan oleh Kanada, mengklasifikasikan realitas ke dalam enam kategori (padarthas).
Filsafat Abad Pertengahan (Abad 5-15 M)
23. Neoplatonisme
Dikembangkan oleh Plotinus, menggabungkan ide-ide Plato dengan mistisisme, mengajarkan bahwa semua eksistensi berasal dari Yang Satu yang transenden.
24. Augustinianisme
Berdasarkan pemikiran St. Agustinus, menekankan iman, predestinasi, dan pentingnya rahmat ilahi dalam keselamatan.
25. Thomisme
Berdasarkan karya Thomas Aquinas, berusaha mendamaikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen, menekankan keselarasan antara iman dan akal.
26. Scotisme
Dikembangkan oleh John Duns Scotus, menekankan kehendak bebas, individualitas, dan perbedaan formal dalam metafisika.
27. Ockhamisme
Dikembangkan oleh William of Ockham, terkenal dengan "pisau cukur Ockham" yang menyatakan bahwa entitas tidak boleh dilipatgandakan tanpa kebutuhan.
28. Averroisme
Berdasarkan interpretasi Ibn Rushd (Averroes) terhadap Aristoteles, menekankan pemisahan antara filsafat dan agama.
29. Sufisme
Tradisi mistik Islam yang menekankan pengalaman langsung dengan Tuhan melalui cinta dan devosi.
30. Kalam
Teologi rasional Islam yang berusaha mempertahankan doktrin agama melalui argumen filosofis.
lightbulbFilsafat Renaisans dan Modern Awal (Abad 15-18)
31. Humanisme Renaisans
Gerakan intelektual yang menekankan nilai-nilai manusia, pendidikan klasik, dan potensi individu, diwakili oleh tokoh seperti Erasmus dan Pico della Mirandola.
32. Rasionalisme
Dikembangkan oleh Descartes, Spinoza, dan Leibniz, menekankan bahwa pengetahuan sejati berasal dari akal budi, bukan pengalaman indrawi.
33. Empirisme
Diwakili oleh Locke, Berkeley, dan Hume, berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi, bukan ide bawaan.
34. Idealisme Transendental
Dikembangkan oleh Immanuel Kant, berusaha mendamaikan rasionalisme dan empirisme dengan menyatakan bahwa pikiran membentuk pengalaman melalui kategori bawaan.
35. Materialisme Mekanistik
Dikembangkan oleh tokoh seperti Thomas Hobbes, memandang alam semesta sebagai mesin besar yang beroperasi menurut hukum-hukum mekanis.
36. Deisme
Pandangan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta tetapi tidak campur tangan dalam operasinya, populer di kalangan pemikir Pencerahan seperti Voltaire.
37. Utilitarianisme
Dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, mengajarkan bahwa tindakan terbaik adalah yang menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar.
38. Idealisme Jerman
Gerakan yang dimulai dengan Kant dan dikembangkan oleh Fichte, Schelling, dan Hegel, menekankan peran pikiran dalam membentuk realitas.
39. Romantisisme
Reaksi terhadap rasionalisme Pencerahan, menekankan emosi, individualisme, dan hubungan dengan alam, diwakili oleh Rousseau dan Schopenhauer.
Filsafat Modern (Abad 19-20)
40. Marxisme
Dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, menganalisis sejarah dan masyarakat melalui lensa materialisme dialektis dan perjuangan kelas.
41. Positivisme
Didirikan oleh Auguste Comte, menekankan bahwa pengetahuan sejati hanya berasal dari metode ilmiah dan pengalaman indrawi yang dapat diverifikasi.
42. Pragmatisme
Dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey, menekankan konsekuensi praktis dari ide-ide dan teori.
43. Fenomenologi
Didirikan oleh Edmund Husserl, berfokus pada studi tentang struktur kesadaran dan pengalaman dari sudut pandang orang pertama.
44. Eksistensialisme
Diwakili oleh Kierkegaard, Nietzsche, Sartre, dan Camus, menekankan kebebasan individu, tanggung jawab, dan penciptaan makna dalam dunia yang absurd.
45. Nihilisme
Dikaitkan dengan Nietzsche, pandangan bahwa nilai-nilai tradisional dan kepercayaan telah kehilangan makna, terutama dalam konteks "kematian Tuhan."
46. Strukturalisme
Dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure dalam linguistik dan diperluas ke antropologi oleh Claude Lévi-Strauss, menekankan struktur yang mendasari fenomena budaya.
47. Post-strukturalisme
Reaksi terhadap strukturalisme, diwakili oleh Michel Foucault dan Jacques Derrida, mengkritik gagasan struktur tetap dan menekankan ketidakstabilan makna.
48. Dekonstruksi
Dikembangkan oleh Jacques Derrida, metode analisis teks yang mengungkap kontradiksi dan asumsi tersembunyi dalam wacana.
49. Hermeneutika
Dikembangkan oleh Hans-Georg Gadamer, teori interpretasi yang menekankan konteks historis dan dialog antara teks dan pembaca.
50. Filsafat Analitik
Gerakan yang dimulai oleh G.E. Moore, Bertrand Russell, dan Ludwig Wittgenstein, berfokus pada analisis bahasa dan logika.
51. Positivisme Logis
Dikembangkan oleh Lingkaran Wina, menekankan verifikasi empiris dan menolak metafisika sebagai tidak bermakna.
52. Filsafat Bahasa Biasa
Dikembangkan oleh J.L. Austin dan Gilbert Ryle, menganalisis penggunaan bahasa sehari-hari untuk menyelesaikan masalah filosofis.
53. Realisme Kritis
Dikembangkan oleh Roy Bhaskar, menekankan bahwa realitas ada terlepas dari persepsi kita dan bahwa struktur sosial memiliki kekuatan kausal.
54. Feminisme
Gerakan filosofis yang menganalisis dan mengkritik ketidaksetaraan gender, dengan berbagai aliran seperti feminisme liberal, radikal, dan interseksional.
55. Postmodernisme
Diwakili oleh Jean-François Lyotard dan Jean Baudrillard, mengkritik narasi besar modernitas dan menekankan fragmentasi, pluralisme, dan skeptisisme.
Filsafat Kontemporer (Akhir Abad 20 - Sekarang)
56. Filsafat Pikiran
Cabang yang mempelajari sifat pikiran, kesadaran, dan hubungannya dengan otak dan tubuh, dengan tokoh seperti Daniel Dennett dan David Chalmers.
57. Neurofilsafat
Dikembangkan oleh Patricia Churchland, mengintegrasikan neurosains dan filsafat untuk memahami pikiran dan kesadaran.
58. Filsafat Kognitif
Mempelajari sifat kognisi dan proses mental, dengan fokus pada representasi mental dan komputasi.
59. Etika Kebajikan
Dihidupkan kembali oleh Alasdair MacIntyre dan Elizabeth Anscombe, berfokus pada pengembangan karakter dan kebajikan daripada aturan atau konsekuensi.
60. Etika Perawatan
Dikembangkan oleh Carol Gilligan dan Nel Noddings, menekankan hubungan, empati, dan tanggung jawab dalam etika.
61. Bioetika
Cabang etika yang berkaitan dengan isu-isu dalam kedokteran, bioteknologi, dan ilmu kehidupan, dengan tokoh seperti Peter Singer.
62. Etika Lingkungan
Mempelajari hubungan moral antara manusia dan lingkungan alam, dengan aliran seperti ekosentrisme dan biosentrisme.
63. Filsafat Teknologi
Menganalisis sifat teknologi dan dampaknya pada masyarakat dan kehidupan manusia, dengan tokoh seperti Don Ihde dan Andrew Feenberg.
64. Teori Kritis
Berakar pada Sekolah Frankfurt, menganalisis dan mengkritik masyarakat dan budaya untuk mengungkap dominasi dan ketidakadilan, dengan tokoh seperti Jürgen Habermas.
65. Filsafat Proses
Dikembangkan oleh Alfred North Whitehead, memandang realitas sebagai terdiri dari peristiwa dan proses daripada substansi tetap.
66. Realisme Spekulatif
Gerakan kontemporer yang berusaha mengatasi korelasionisme Kantian, dengan tokoh seperti Quentin Meillassoux dan Graham Harman.
67. Materialisme Baru
Mengeksplorasi materialitas benda dan non-manusia, dengan tokoh seperti Jane Bennett dan Karen Barad.
68. Posthumanisme
Mengkritik antroposentrisme dan mengeksplorasi masa depan di luar batas-batas kemanusiaan tradisional, dengan tokoh seperti Donna Haraway dan N. Katherine Hayles.
69. Akselerionisme
Berpendapat bahwa proses kapitalis harus dipercepat atau dipercepat untuk memicu transformasi radikal, dengan berbagai aliran kiri dan kanan.
70. Postsekularisme
Mengakui kembalinya agama dalam ranah publik dan berusaha memikirkan ulang hubungan antara sekularisme dan agama, dengan tokoh seperti Jürgen Habermas dan Charles Taylor.
Filsafat Regional dan Non-Barat
71. Filsafat Afrika
Tradisi filosofis beragam dari Afrika, termasuk Ubuntu (kemanusiaan terhadap orang lain) dan filsafat Yoruba, dengan tokoh seperti Kwasi Wiredu dan Sophie Oluwole.
72. Filsafat Amerika Latin
Tradisi yang mengintegrasikan pengaruh Eropa dengan perspektif pribumi dan bebas, termasuk teologi pembebasan dan filsafat pembebasan, dengan tokoh seperti Enrique Dussel dan Aníbal Quijano.
73. Filsafat Islam Kontemporer
Pemikiran filosofis Islam mutakhir yang menanggapi modernitas dan sekularisme, dengan tokoh seperti Seyyed Hossein Nasr dan Mohammed Arkoun.
74. Filsafat Buddha Kontemporer
Interpretasi dan aplikasi modern ajaran Buddha, terutama dalam dialog dengan sains dan psikologi Barat, dengan tokoh seperti Thich Nhat Hanh dan B. Alan Wallace.
75. Filsafat Jepang
Termasuk Sekolah Kyoto yang menggabungkan filsafat Zen dengan fenomenologi dan eksistensialisme Barat, diwakili oleh Kitaro Nishida dan Keiji Nishitani.
76. Neo-Konfusianisme
Pembaruan dan reinterpretasi ajaran Konfusius dalam konteks kontemporer, dengan tokoh seperti Tu Weiming dan Mou Zongsan.
77. Idealisme Objektif Hindu
Berdasarkan Vedanta Advaita yang dikembangkan oleh Adi Shankara, menekankan non-dualitas dan identifikasi Atman (diri) dengan Brahman (realitas tertinggi).
78. Pensamiento Decolonial
Pemikiran dekolonial dari Amerika Latin yang mengkritik dominasi epistemik Barat dan menawarkan alternatif dari perspektif yang terpinggirkan, dengan tokoh seperti Walter Mignolo dan María Lugones.
Filsafat Interdisipliner
79. Filsafat Sains
Mengkaji fondasi konseptual, metode, dan implikasi sains, dengan tokoh seperti Karl Popper, Thomas Kuhn, dan Bas van Fraassen.
80. Filsafat Matematika
Mempelajari asumsi, fondasi, dan implikasi matematika, dengan aliran seperti platonisme, formalisme, intuisionisme, dan fiksionalisme.
81. Filsafat Hukum
Mengkaji sifat hukum dan sistem hukum, dengan aliran seperti positivisme hukum, hukum kodrat, dan realisme hukum.
82. Filsafat Politik
Mengkaji isu-isu politik seperti kekuasaan, keadilan, dan otoritas, dengan aliran seperti liberalisme, konservatisme, sosialisme, dan anarkisme.
83. Filsafat Bahasa
Mempelajari sifat bahasa, makna, dan referensi, dengan tokoh seperti Gottlob Frege, Ludwig Wittgenstein, dan Saul Kripke.
84. Filsafat Pendidikan
Mengkaji tujuan, sifat, dan masalah pendidikan, dengan aliran seperti progresivisme, esensialisme, dan rekonstruksionisme sosial.
85. Filsafat Estetika
Mempelajari sifat keindahan, seni, dan pengalaman estetik, dengan tokoh seperti Arthur Danto, Richard Wollheim, dan Martha Nussbaum.
86. Filsafat Ekonomi
Mengkaji asumsi, metode, dan nilai-nilai yang mendasari teori dan praktik ekonomi, dengan tokoh seperti Amartya Sen dan Deirdre McCloskey.
Aliran Kontemporer Terbaru
87. Panpsikisme
Pandangan bahwa kesadaran atau aspek mental tertentu hadir di semua hal, termasuk tingkat mikrofisika, dengan tokoh kontemporer seperti Galen Strawson dan David Skrbina.
88. Transhumanisme
Mendukung penggunaan sains dan teknologi untuk meningkatkan kondisi manusia, termasuk melampaui batas biologis, dengan tokoh seperti Nick Bostrom dan Max More.
89. Filsafat Informasi
Dikembangkan oleh Luciano Floridi, menyelidiki sifat informasi dan dampaknya pada pemahaman kita tentang realitas, kecerdasan, dan etika.
90. Kosmopolitanisme Baru
Reinvigoration dari ideal kosmopolitan dalam konteks globalisasi, dengan tokoh seperti Kwame Anthony Appiah dan Martha Nussbaum, yang menekankan tanggung jawab etis kita terhadap semua manusia terlepas dari kebangsaan atau budaya.
Kesimpulan
Perjalanan melalui 90 aliran filsafat ini menunjukkan luasnya pemikiran manusia sepanjang sejarah. Dari pencarian awal tentang unsur dasar alam semesta hingga teori-teori kontemporer tentang pikiran, teknologi, dan masa depan kemanusiaan, filsafat terus berkembang dan beradaptasi dengan pengetahuan dan tantangan baru.
Aliran-aliran ini tidak sepenuhnya terpisah; mereka saling memengaruhi, bereaksi satu sama lain, dan seringkali berkembang sebagai respons terhadap pemikiran sebelumnya. Beberapa tema berulang—seperti hubungan antara pikiran dan materi, keterbatasan pengetahuan manusia, dan pencarian kehidupan yang baik—dapat ditemukan di berbagai tradisi dan era.
Studi filsafat tidak hanya tentang memahami ide-ide abstrak tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengajukan pertanyaan mendalam, dan memikirkan masalah kompleks dengan kejelasan dan nuansa. Dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, perspektif filosofis yang beragam ini dapat membantu kita memahami diri kita sendiri, orang lain, dan realitas yang kita huni bersama.